Hebitren.id Pondok Pesantren Al-Ittifaq terus mengembangkan konsep kemandirian ekonomi pesantren. Beragam usaha pun dijalankan pesantren asal Jawa Barat ini.
Ketua Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq Setia Irawan menyampaikan di tahun 2020 ini, Al-Ittifaq memiliki sembilan kelompok tani dan ada 16 pondok pesantren di Jawa Barat yang menjadi mitra Al-Ittifaq. Kelompok-kelompok tani ini berasal dari masyarakat yang dididik Al-Ittifaq untuk mengerjakan pertanian yang dimiliki Al-Ittifaq dengan intensif dan terintgerasi.
Sebelum sampai ke titik kemandirian ekonomi pesantren itu, Irawan mengungkapkan Al-Ittifaq mengalami serangkaian perjalanan panjang sejak berdiri tahun 1934.
Titik utama kemandirian ekonomi Al-Ittifaq terjadi pada 1970, Al-Ittifaq menyadari pentingnya kemandirian ekonomi lewat usaha. Sektor pertanian adalah usaha yang dipilih Al-Ittifaq ketika itu.
“Kami berpikir untuk bagaimana bisa memenuhi kebutuhan santri dan operasional pesantren. Akhirnya diputuskan untuk menggerakkan unit usaha yaitu sektor pertanian,” jelas Irawan.
Seiring berjalannya waktu, usaha pertanian ini membesar dan surplus. Kelebihan itu pun menjadi salah satu sumber pendapatan pesantren yang sudah berdiri sejak 1934 ini. Hasil pertanian dijual ke pasar tradisonal, masyarakat sekitar pesanren, bahkan ke pasar modern.
Pada 1997, didirikanlah Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq. Dengan begitu Al-Ittifaq memiliki dua fungsi, yakni Yayasan Pesantren Al-Ittifaq yang bergerak di sektor pendidikan dan Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq yang bergerak di sektor usaha.
Irawan menceritakan, sektor usaha yang dijalankan Al-Ittifaq ini, selain untuk memenuhi biaya operasional pondok pesantren, tetapi juga memberikan kecakapan hidup kepada santri. “Karena kami tidak bisa menjamin pondok pesantren akan menjadikan para santri, kiai atau ustaz semua. Jadi, perlu adanya life skill yang dimiliki santri,” sambungnya.
Usaha Al-Ittifaq terus berkembang, tidak hanya pertanian, tetapi usahnya juga bergerak di bidang pertukangan, perbengkelan, pengolahan kopi, dan farmasi. Dari semuanya itu, usaha paling utamanya tetap pertanian.
“Hingga 2020, Al-Ittifaq memiliki sembilan kelompok tani dan ada 16 pondok pesantren di Jawa Barat yang menjadi mitra Al-Ittifaq,” pungkas Irawan